Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 – 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya.Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.
Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:
Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya.
Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Kini para ekolog(orang yang mempelajari ekologi)berfokus kepada Ekowilayah bumi dan riset perubahan iklim.
Konsep Ekologi
Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis). Perubahan terhadap salah satu komponen akan memengaruhi komponen lainnya. Homeostatis adalah kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan.
Ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya komponen penyusunnya yaitu organisme dan populasi. Dengan demikian, ekosistem dapat dianggap suatu cibernetik di alam. Namun manusia cenderung mengganggu sistem pengendalian alamiah ini.
ekosistem merupakan kumpulan dari bermacam-macam dari alam tersebut, contoh heewan, tumbuhan, lingkungan, dan yang terakhir manusia
Ekologi dalam Politik
Ekologi menimbulkan banyak filsafat yang amat kuat dan pergerakan politik – termasuk gerakan konservasi, kesehatan, lingkungan,dan ekologi yang kita kenal sekarang. Saat semuanya digabungkan dengan gerakan perdamaian dan Enam Asas, disebut gerakan hijau. Umumnya, mengambil kesehatan ekosistem yang pertama pada daftar moral manusia dan prioritas politik, seperti jalan buat mencapai kesehatan manusia dan keharmonisan sosial, dan ekonomi yang lebih baik.
Orang yang memiliki kepercayaan-kepercayaan itu disebut ekolog politik. Beberapa telah mengatur ke dalam Kelompok Hijau, namun ada benar-benar ekolog politik dalam kebanyakan partai politik. Sangat sering mereka memakai argumen dari ekologi buat melanjutkan kebijakan, khususnya kebijakan hutan dan energi. Seringkali argumen-argumen itu bertentangan satu sama lain, seperti banyak yang dilakukan akademisi juga.
Ekologi dalam ekonomi
Banyak ekolog menghubungkan ekologi dengan ekonomi manusia:
Lynn Margulis mengatakan bahwa studi ekonomi bagaimana manusia membuat kehidupan. Studi ekologi bagaimana tiap binatang lainnya membuat kehidupan.
Mike Nickerson mengatakan bahwa “ekonomi tiga perlima ekologi” sejak ekosistem menciptakan sumber dan membuang sampah, yang mana ekonomi menganggap dilakukan “untuk bebas”.
Ekonomi ekologi dan teori perkembangan manusia mencoba memisahkan pertanyaan ekonomi dengan lainnya, namun susah. Banyak orang berpikir ekonomi baru saja menjadi bagian ekologi, dan ekonomi mengabaikannya salah. “Modal alam” ialah 1 contoh 1 teori yang menggabungkan 2 hal itu.
Ekologi dalam Kacamata Antropologi
Terkadang ekologi dibandingkan dengan antropologi, sebab keduanya menggunakan banyak metode untuk mempelajari satu hal yang kita tak bisa tinggal tanpa itu. Antropologi ialah tentang bagaimana tubuh dan pikiran kita dipengaruhi lingkungan kita, ekologi ialah tentang bagaimana lingkungan kita dipengaruhi tubuh dan pikiran kita.
Beberapa orang berpikir mereka hanya seorang ilmuwan, namun paradigma mekanistik bersikeras meletakkan subyek manusia dalam kontrol objek ekologi — masalah subyek-obyek. Namun dalam psikologi evolusioner atau psikoneuroimunologi misalnya jelas jika kemampuan manusia dan tantangan ekonomi berkembang bersama. Dengan baik ditetapkan Antoine de Saint-Exupery: “Bumi mengajarkan kita lebih banyak tentang diri kita daripada seluruh buku. Karena itu menolak kita. Manusia menemukan dirinya sendiri saat ia membandingkan dirinya terhadap hambatan.”
Beberapa Cabang Ilmu dari Ekologi
Karena sifatnya yang masih sangat luas, maka ekologi mempunyai beberapa cabang ilmu yang lebih fokus, yaitu:
Ekologi tingkah laku
Ekologi komunitas dan sinekologi
Ekofisiologi
Ekologi ekosistem
Ekologi evolusi
Ekologi global
Ekologi manusia
Ekologi populasi
Ekologi populasi kemudian dikembangkan oleh Hanan dan Freeman (1977) sebagai cabang ilmu teori organisasi. Hanan dan Freeman (1977) menyatakan Population Ecology Theory sebagai teori yang menjelaskan mekanisme utama pada perubahan organisasi tidak terjadi oleh adanya adaptasi dalam organisasi secara individual, sebagaimana yang terjadi dalam perspektif teori struktur kontingensi, akan tetapi ia terjadi seperti yang digambarkan oleh teori Darwin tentang seleksi alam, yang menggambarkan ada yang lahir dan ada yang mati, dimana perubahan pada berbagai tingkatan populasi mengakibatkan organisasi yang tidak mampu menyesuaikan diri akan dikeluarkan dari sebuah populasi organisasi dan akan diganti atau lahir organisasi baru yang lebih mampu beradaptasi. Population Ecology Theory dibangun dengan literatur yang isinya menggunakan bahasa tehnis tersendiri, dengan model matematika dan prosedur statistikalnya pun khas. Hal ini membuat teori ekologi populasi pada derajat tertentu berbeda dan tidak dapat dibandingkan dengan teori organisasi yang lain. Teori Ekologi Populasi menyumbangkan pemikiran yang lain tentang organisasi yaitu proses lahir dan matinya sebuah organisasi. Menurut Singh and Lumsden (1990).
Teori ini berasumsi bahwa sumber daya pada lingkungan tidak terdistribusi secara merata di pada relung masyarakat, oleh karenanya termanfaatkan atau tidak termafaatkannya sumber daya, tergantung dari kemampuan sebuah organisasi untuk memanfaatkannya atau tidak, hal ini merupakan indikasi berhasil atau gagalnya organisasi. Population Ecology Theory berasumsi bahwa pilihan strategik mereka dalam teori organisasi merupakan hal yang tidak mudah untuk dikerjakan atau dicapai, asumsi-asumsi yang berlaku pada perspektif ekologi populasi menurut Robbins (1994) adalah:
Pertama, ekologi populasi memfokuskan diri pada kelompok atau populasi organisasi, bukan pada organisasi individual. Ekologi populasi didesain untuk menjelaskan misalnya, bahwa bisnis eceran barang keperluan sehari-hari (grocery) pada akhir tahun 1940-an cenderung terpecah merata antara toko-toko kecil dan pasar-pasar swalayan, namun lingkungan tersebut mengeluarkan hampir semuanya dari kelompok pertama karena karena mereka tidak efesien.
Kedua, ekologi populasi medefinisikan keefektifan organisasi hanya sebagai kemampuan untuk bertahan hidup.
Ketiga, ahli ekologi mengasumsikan bahwa lingkungan tersebut menentukan secara total.
Kebalikan dari yang biasa pada teori organisasi pada umumnya yang menjelaskan bahwa strategi yang menentukan struktur, pandangan ekologi-populasi mengasumsikan bahwa manajemen paling tidak dalam jangka pendek atau menengah hanya mempunyai dampak kecil terhadap keberlangsungan organisasi. Para manajer dianggap tidak sebagai pengamat yang berpontensi. Jika terjadi pergeseran pada ceruk lingkungan yang diduduki organisasi, tidak sesuatu pun yang dapat dilakukan oleh manajemen. Kelangsungan hidup ini hanya ditentukan sejauh mana lingkungan dapat mendukung organisasi tersebut. Keberlangsungan hidup hanya dianggap sebagai hasil dari keberuntungan atau sebuah kebetulan semata. Organisasi yang dapat bertahan hidup hanya berada pada tempat yang tepat, waktu yang tepat, sedangkan penentuan posisi tersebut tidak mempunyai hubungan dengan pilihan manajerial. Jika seseorang pembangun rumah yang memproduksi rumah untuk segmen tertentu dalam pasar, dan jika tingkat bunga turun dengan drastis, maka permintaan yang dibangun akan meningkat dan ada kesanggupan menjual dan membangun lebih banyak. Dan sebaliknya apabila tingkat bunga naik maka terjadi penurunan pada penjualan rumah. Dalam hal ini tingkat suku bunga yang terdapat pada lingkungan tersebut menentukan apakah organisasi dapat bertahan hidup atau tidak, bukan tindakan manajerial yang menentukan.
Lemahnya teori ini menjelaskan tentang teori organisasi karena organisasi itu beda dengan mahluk hidup, organisasi bisa lahir dalam keaadaan besar dengan cara merger, akuisisi dan lain-lain. Namun teori ekologi bermanfaat bagi pandangan alamiah lahir dan berkembangnya sebuah organisasi. meskipun sebagian teorinya berkembang tetapi tidak berdampak terhadap kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan dan tidak membawa perkembangan terhadap wajah organisasi karena analisanya tidak mengena terhadap pokok persoalan perubahan, kecuali yang bersifat proaktif terhadap perubahan.
Bartlet dan Goshal (1989), Doz (1979), Doz dan Prahalad (1987), melihat teori ini tidak bermanfaat terhadap manajemen perusahaan multinasional, tetapi menurut hemat mereka teori ekologi populasi sebagai sebuah pengetahuan tentang populasi organisasi masih memberikan sedikit pemahaman kepada kita tentang persoalan mengapa dan bagaimana organisasi gagal dalam beradaptasi dengan lingkungan, sebagai bahan pembanding bagi studi literatur tentang proses manajemen, oleh karenanya teori populasi ekologi tidak bisa begitu saja dikeluarkan dari analisa tehadap analisa perilaku manajemen.
Teori ekologi populasi meskipun tidak mampu untuk diterapkan dalam firm besar dan kompleks tetapi jaringan (network) dalam subsistem organisasinya mirip seperti dalam masyarakat (populasi), hal ini merupakan sumbangan konsepsional dari teori populasi ekologi. Para ahli ekologi organisasi benar ketika mengatakan bahwa penilitian yang demikian adalah terbias (biased). Penilitian teori organisasi tidak mensurvey semua organisasi, hanya organisasi yang dapat bertahan hidup. Organisasi yang benar-benar tidak efektif tidak dikaji karena mati terlalu cepat. Dengan demikian nilai dari penilitian tentang teori organisasi akan lebih baik jika para peneliti meninjau organisasi yang gagal maupun yang berhasil merupakan sumbangan orisinil dari teori ini.
SUMBER : http://perilakuorganisasi.com/cabang-ilmu-ekologi-dan-teori-organisasi.html#more-1092
Wednesday, 7 November 2012
SDA
Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada umumnya.[1] Yang tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah.[1][2]Inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan populasi manusia, serta revolusi industri telah membawa manusia pada era eksploitasi sumber daya alam sehingga persediaannya terus berkurang secara signifikan, terutama pada satu abad belakangan ini.[2] Sumber daya alam mutlak diperlukan untuk menunjang kebutuhan manusia, tetapi sayangnya keberadaannya tidak tersebar merata dan beberapa negara seperti Indonesia, Brazil, Kongo, Sierra Leone, Maroko, dan berbagai negara di Timur Tengah memiliki kekayaan alam hayati atau nonhayati yang sangat berlimpah.[3][4][5][6]Sebagai contoh, negara di kawasan Timur Tengah memiliki persediaan gas alam sebesar sepertiga dari yang ada di dunia dan Maroko sendiri memiliki persediaan senyawa fosfat sebesar setengah dari yang ada di bumi[5]. Akan tetapi, kekayaan sumber daya alam ini seringkali tidak sejalan dengan perkembangan ekonomi di negara-negara tersebut.[7]
Indonesia, salah satu negara dengan kekayaan sumber daya alam hayati dan nonhayati terbesar di dunia.
Pada umumnya, sumber daya alam berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi SDA yang dapat diperbaharui dan SDA tak dapat diperbaharui. SDA yang dapat diperbaharui adalah kekayaan alam yang dapat terus ada selama penggunaannya tidak dieksploitasi berlebihan. Tumbuhan, hewan, mikroorganisme, sinar matahari, angin, dan air adalah beberapa contoh SDA terbaharukan. Walaupun jumlahnya sangat berlimpah di alam, penggunannya harus tetap dibatasi dan dijaga untuk dapat terus berkelanjutan. SDA tak dapat diperbaharui adalah SDA yang jumlahnya terbatas karena penggunaanya lebih cepat daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan habis. Minyak bumi, emas, besi, dan berbagai bahan tambang lainnya pada umumnya memerlukan waktu dan proses yang sangat panjang untuk kembali terbentuk sehingga jumlahnya sangat terbatas., minyak bumi dan gas alam pada umumnya berasal dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang hidup jutaan tahun lalu, terutama dibentuk dan berasal dari lingkungan perairan.Perubahan tekanan dan suhu panas selama jutaaan tahun ini kemudian mengubah materi dan senyawa organiktersebut menjadi berbagai jenis bahan tambang tersebut.
sumber : wikipedia
Indonesia, salah satu negara dengan kekayaan sumber daya alam hayati dan nonhayati terbesar di dunia.
Pada umumnya, sumber daya alam berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi SDA yang dapat diperbaharui dan SDA tak dapat diperbaharui. SDA yang dapat diperbaharui adalah kekayaan alam yang dapat terus ada selama penggunaannya tidak dieksploitasi berlebihan. Tumbuhan, hewan, mikroorganisme, sinar matahari, angin, dan air adalah beberapa contoh SDA terbaharukan. Walaupun jumlahnya sangat berlimpah di alam, penggunannya harus tetap dibatasi dan dijaga untuk dapat terus berkelanjutan. SDA tak dapat diperbaharui adalah SDA yang jumlahnya terbatas karena penggunaanya lebih cepat daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan habis. Minyak bumi, emas, besi, dan berbagai bahan tambang lainnya pada umumnya memerlukan waktu dan proses yang sangat panjang untuk kembali terbentuk sehingga jumlahnya sangat terbatas., minyak bumi dan gas alam pada umumnya berasal dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang hidup jutaan tahun lalu, terutama dibentuk dan berasal dari lingkungan perairan.Perubahan tekanan dan suhu panas selama jutaaan tahun ini kemudian mengubah materi dan senyawa organiktersebut menjadi berbagai jenis bahan tambang tersebut.
sumber : wikipedia
Tenaga surya tepi laut
Jia Xiang - Kebijakan pemerintah belum sepenuhnya mendukung pengembangan energi terbarukan tenaga arus laut. Landasan hukum yang ada sekarang belum mencantumkan secara spesifik pengembangan energi terbarukan tenaga arus laut.
.
Managing Director Indonesian Hydrodynamic Laboratory, BPPT, Dr. Erwandi mengemukakan hal itu Jumat (30/3/12) di Jakarta. Menurut Erwandi, sampai sekarang pemerintah belum sepenuhnya mendukung pengembangan energi terbarukan tenaga arus laut. Beberapa regulasi seperti Keputusan Presiden Nomor 5/2006, tentang Kebijakan Energi Nasional dan UU No 30/2007 tentang Energi, secara spesifik belum mencakup soal pemanfaatan energi arus laut. Padahal, pengembangan pembangkit listrik tenaga arus laut mestinya menjadi prioritas pemerintah karena biayanya murah dan ramah lingkungan. Sumber energi ini tidak menghasilkan karbon karena tidak mengalami proses pembakaran seperti pada fosil (minyak bumi). Selain itu, Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau tentunya punya ribuan selat yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga arus laut.
Menyikapi kendala regulasi tersebut, beberapa institusi yang terdiri dari Badan Pengembangan dan Penerapan Teknologi (BPPT), Institut Teknologi Surabaya (ITS), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan beberapa lembaga lainnya membentuk Asosiasi Energi Laut Indonesia. “Adanya Asosiasi ini agar mempercepat implementasi teknologi arus laut di Indonesia. Asosiasi akan memperjuangkan pengembangan energi arus laut agar secara spesifik masuk ke dalam Undang-undang,” papar Erwandi kepada Jia Xiang Hometown.
Pembangkit listrik tenaga arus laut dibuat dengan memanfaatkan selat atau teluk yang mengalami penyempitan ruang aliran arus laut. Pada daerah itu arus laut akan mengalami percepatan dengan menghasilkan energi yang sangat besar. Energi tersebut lalu dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin sebagai pembangkit tenaga listrik. Secara teknis aliran arus laut tidak seluruhnya dihalangi dengan alat pembangkit listrik, tetapi diatur sedemikian rupa agar aliran arus laut tetap berjalan secara alamiah. Dengan begitu ekosistem laut disekitarnya tidak rusak.
Beberapa cara untuk mengubah energi arus laut menjadi energi listrik dapat dilakukan dengan cara konfigurasi rotor yang bersifat horizontal axis, reciprocating hydrofoil, dan vertical axis. Kemudian dengan model, tidal fence yang efektif untuk menghalangi arus dan semua peralatan listrik (generator dan transformator) dapat ditaruh di atas permukaan air. Dengan memotong saluran arus, maka kecepatan turbin akan meningkat secara signifikan.
Namun kekurangan alat ini adalah penempatannya di tepi muara dapat mengganggu ekosistem disekitarnya. Kemudian dengan cara tidal turbin yang bentuknya menyerupai turbin angin, dan mempunyai beberapa kelebihan daripada tidal fence. Tidal turbin lebih aman bagi lingkungan dan tidak menghalangi kapal kecil yang melintas di atasnya atau di area turbin ini dipasang. Pembuatannya pun memerlukan sedikit material dibanding dengan tidal fence.
Tidal turbin bekerja dengan baik di tempat yang berarus 2-2.5 m/s. Arus tersebut akan menghasilkan kerapatan energi empat kali lebih besar daripada udara. Sehingga alat ini lebih baik dari turbin yang digerakkan oleh energi angin dan matahari. Tempat ideal untuk menempatkan alat ini adalah 1 Km dari tepi laut dengan kedalaman 20-30 meter. Tempat ideal akan menghasilkan 10 MW/km2.
Keuntungan dari pembangkit listrik tenaga arus laut diantaranya mengurangi kebergantungan kepada bahan bakar fosil, ramah lingkungan karena tidak menghasilkan polusi, konstruksi yang besar dapat menjadi sarang ikan, burung, dan hewan lainnya, serta pembangunannya yang lebih cepat. [JX/Ivan W Lawendatu]
.
Managing Director Indonesian Hydrodynamic Laboratory, BPPT, Dr. Erwandi mengemukakan hal itu Jumat (30/3/12) di Jakarta. Menurut Erwandi, sampai sekarang pemerintah belum sepenuhnya mendukung pengembangan energi terbarukan tenaga arus laut. Beberapa regulasi seperti Keputusan Presiden Nomor 5/2006, tentang Kebijakan Energi Nasional dan UU No 30/2007 tentang Energi, secara spesifik belum mencakup soal pemanfaatan energi arus laut. Padahal, pengembangan pembangkit listrik tenaga arus laut mestinya menjadi prioritas pemerintah karena biayanya murah dan ramah lingkungan. Sumber energi ini tidak menghasilkan karbon karena tidak mengalami proses pembakaran seperti pada fosil (minyak bumi). Selain itu, Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau tentunya punya ribuan selat yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga arus laut.
Menyikapi kendala regulasi tersebut, beberapa institusi yang terdiri dari Badan Pengembangan dan Penerapan Teknologi (BPPT), Institut Teknologi Surabaya (ITS), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan beberapa lembaga lainnya membentuk Asosiasi Energi Laut Indonesia. “Adanya Asosiasi ini agar mempercepat implementasi teknologi arus laut di Indonesia. Asosiasi akan memperjuangkan pengembangan energi arus laut agar secara spesifik masuk ke dalam Undang-undang,” papar Erwandi kepada Jia Xiang Hometown.
Pembangkit listrik tenaga arus laut dibuat dengan memanfaatkan selat atau teluk yang mengalami penyempitan ruang aliran arus laut. Pada daerah itu arus laut akan mengalami percepatan dengan menghasilkan energi yang sangat besar. Energi tersebut lalu dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin sebagai pembangkit tenaga listrik. Secara teknis aliran arus laut tidak seluruhnya dihalangi dengan alat pembangkit listrik, tetapi diatur sedemikian rupa agar aliran arus laut tetap berjalan secara alamiah. Dengan begitu ekosistem laut disekitarnya tidak rusak.
Beberapa cara untuk mengubah energi arus laut menjadi energi listrik dapat dilakukan dengan cara konfigurasi rotor yang bersifat horizontal axis, reciprocating hydrofoil, dan vertical axis. Kemudian dengan model, tidal fence yang efektif untuk menghalangi arus dan semua peralatan listrik (generator dan transformator) dapat ditaruh di atas permukaan air. Dengan memotong saluran arus, maka kecepatan turbin akan meningkat secara signifikan.
Namun kekurangan alat ini adalah penempatannya di tepi muara dapat mengganggu ekosistem disekitarnya. Kemudian dengan cara tidal turbin yang bentuknya menyerupai turbin angin, dan mempunyai beberapa kelebihan daripada tidal fence. Tidal turbin lebih aman bagi lingkungan dan tidak menghalangi kapal kecil yang melintas di atasnya atau di area turbin ini dipasang. Pembuatannya pun memerlukan sedikit material dibanding dengan tidal fence.
Tidal turbin bekerja dengan baik di tempat yang berarus 2-2.5 m/s. Arus tersebut akan menghasilkan kerapatan energi empat kali lebih besar daripada udara. Sehingga alat ini lebih baik dari turbin yang digerakkan oleh energi angin dan matahari. Tempat ideal untuk menempatkan alat ini adalah 1 Km dari tepi laut dengan kedalaman 20-30 meter. Tempat ideal akan menghasilkan 10 MW/km2.
Keuntungan dari pembangkit listrik tenaga arus laut diantaranya mengurangi kebergantungan kepada bahan bakar fosil, ramah lingkungan karena tidak menghasilkan polusi, konstruksi yang besar dapat menjadi sarang ikan, burung, dan hewan lainnya, serta pembangunannya yang lebih cepat. [JX/Ivan W Lawendatu]
Tenaga Surya
Tenaga Surya
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Pembangkit listrik tenaga surya adalah ramah lingkungan, dan sangat menjanjikan. Sebagai salah satu alternatif untuk menggantikan pembangkit listrik menggunakan uap (dengan minyak dan batubara).
Sistem energi pembangkti tenaga surya, mengurangi ketergantungan dunia akan bahan bakar fosil, bayangkan energi gratis dan terus-menerus yang bersumber dari bumi kita disediakan untuk kebutuhan energi dan dapat dihandalkan mengurangi pengeluaran daya,
dimana terus menjadi beban dalam kehidupan rumah tangga dan keuntungan bisnis anda.
Menggunakan listrik sendiri dari tenaga surya (mandiri) apakah memungkinkan? Bukankah PLN sudah menyediakan listrik yang lumayan murah? Apakah keuntungan menggunakan listrik mandiri?
Keuntungan menggunakan listrik mandiri dengan menggunakan solar panel / panel surya:
Merupakan energi terbarukan yang tidak pernah habis
Menghemat listrik dalam jangka panjang
Mengurangi pemanasan global
Bersih dan ramah lingkungan
Praktis tidak memerlukan perawatan
Umur panel surya yang panjang
Tidak tergantung dengan PLN
Sangat cocok untuk daerah tropis seperti Indonesia
Cara Kerja Solar Power
Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Karena pembangkit listrik tenaga surya sangat tergantung kepada sinar matahari, maka perencanaan yang baik sangat diperlukan. Perencanaan terdiri dari:
Jumlah daya yang dibutuhkan dalam pemakaian sehari-hari (Watt).
Berapa besar arus yang dihasilkan solar cells panel (dalam Ampere hour), dalam hal ini memperhitungkan berapa jumlah panel surya yang harus dipasang.
Berapa unit baterai yang diperlukan untuk kapasitas yang diinginkan dan pertimbangan penggunaan tanpa sinar matahari. (Ampere hour).
Dalam nilai ke-ekonomian, pembangkit listrik tenaga surya memiliki nilai yang lebih tinggi, dimana listrik dari PT. PLN tidak dimungkinkan, ataupun instalasi generator listrik bensin ataupun solar.
Komponen-komponen yang diperlukan untuk instalasi listrik tenaga surya, terdiri dari:
Panel surya / solar panel
Solar panel / panel surya mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. Sel silikon (disebut juga solar cells) yang disinari matahari/ surya, membuat photon yang menghasilkan arus listrik.
Sebuah solar cells menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi sebuah panel surya 12 Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel (untuk menghasilkan 17 Volt tegangan maksimum).
Umumnya kita menghitung maksimum sinar matahari yang diubah menjadi tenaga listrik sepanjang hari adalah 5 jam. Tenaga listrik pada pagi – sore disimpan dalam baterai, sehingga listrik bisa digunakan pada malam hari, dimana tanpa sinar matahari. Klik disini untuk melihat produk Panel Surya
Solar charge controller
Solar charge controller berfungsi mengatur lalu lintas dari solar cell ke baterai dan beban. Alat elektronik ini juga mempunyai banyak fungsi yang pada dasarnya ditujukan untuk melindungi baterai. Klik disini untuk melihat produk Solar Controller
Inverter
Inverter dalah perangkat elektrik yang mengkonversikan tegangan searah (DC – direct current) menjadi tegangan bolak balik (AC – alternating current). Klik disini untuk melihat produk Inverter
Baterai
Baterai berfungsi menyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh panel surya sebelum dimanfaatkan untuk menggerakkan beban. Beban dapat berupa lampu penerangan atau peralatan elektronik lainnya yang membutuhkan listrik. Klik disini untuk melihat produk Baterai
Instalasi pembangkit listrik dengan tenaga surya membutuhkan perencanaan mengenai kebutuhan daya:
Jumlah pemakaian
Jumlah solar panel
Jumlah baterai
Lampu LED sebagai Penerangan Rumah
Saat ini sudah ada lampu hemat energi yang menggunakan DC seperti lampu LED. Bandingkan lampu LED 3 Watt setara dengan Lampu AC 15 Watt.
Kekurangannya adalah:
Instalasi kabel baru untuk lampu LED
Biaya pengadaan lampu yang lebih mahal.
Keuntungannya adalah:
Penggunaan energi yang kecil
Keandalan lampu LED 10 x lampu standard biasa
Penggunaan kabel listrik 2 inti.
Lampu AC Lampu LED
Voltage 220 VAC 12 VDC
Watt 15 Watt 3 Watt
Lifetime 6,000 jam 50,000 jam
Harga ± Rp. 25,000 ± Rp. 115,000
Klik disini untuk melihat produk Lampu LED
Perhitungan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Perhitungan keperluan daya (perhitungan daya listrik perangkat dapat dilihat pada label di belakang perangkat, ataupun dibaca dari manual):
Penerangan rumah: 10 lampu CFL @ 15 Watt x 4 jam sehari = 600 Watt hour.
Televisi 21″: @ 100 Watt x 5 jam sehari = 500 Watt hour
Kulkas 360 liter : @ 135 Watt x 24 jam x 1/3 (karena compressor kulkas tidak selalu hidup, umumnya mereka bekerja lebih sering apabila kulkas lebih sering dibuka pintu) = 1080 Watt hour
Komputer : @ 150 Watt x 6 jam = 900 Watt hour
Perangkat lainnya = 400 Watt hour
Total kebutuhan daya = 3480 Watt hour
Jumlah solar cells panel yang dibutuhkan, satu panel kita hitung 100 Watt (perhitungan adalah 5 jam maksimum tenaga surya):
Kebutuhan solar cells panel : (3480 / 100 / 5) = 7 panel surya.
Jumlah kebutuhan baterai 12 Volt dengan masing-masing 100 Ah:
Kebutuhan baterai minimun (batere hanya digunakan 50% untuk pemenuhan kebutuhan listrik), dengan demikian kebutuhan daya kita kalikan 2 x lipat : 3480 x 2 = 6960 Watt hour = 6960 / 12 Volt / 100 Amp = 6 batere 100 Ah.
Kebutuhan baterai (dengan pertimbangan dapat melayani kebutuhan 3 hari tanpa sinar matahari) : 3480 x 3 x 2 = 20880 Watt hour =20880 / 12 Volt / 100 Amp = 17 batere 100 Ah.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Pembangkit listrik tenaga surya adalah ramah lingkungan, dan sangat menjanjikan. Sebagai salah satu alternatif untuk menggantikan pembangkit listrik menggunakan uap (dengan minyak dan batubara).
Sistem energi pembangkti tenaga surya, mengurangi ketergantungan dunia akan bahan bakar fosil, bayangkan energi gratis dan terus-menerus yang bersumber dari bumi kita disediakan untuk kebutuhan energi dan dapat dihandalkan mengurangi pengeluaran daya,
dimana terus menjadi beban dalam kehidupan rumah tangga dan keuntungan bisnis anda.
Menggunakan listrik sendiri dari tenaga surya (mandiri) apakah memungkinkan? Bukankah PLN sudah menyediakan listrik yang lumayan murah? Apakah keuntungan menggunakan listrik mandiri?
Keuntungan menggunakan listrik mandiri dengan menggunakan solar panel / panel surya:
Merupakan energi terbarukan yang tidak pernah habis
Menghemat listrik dalam jangka panjang
Mengurangi pemanasan global
Bersih dan ramah lingkungan
Praktis tidak memerlukan perawatan
Umur panel surya yang panjang
Tidak tergantung dengan PLN
Sangat cocok untuk daerah tropis seperti Indonesia
Cara Kerja Solar Power
Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Karena pembangkit listrik tenaga surya sangat tergantung kepada sinar matahari, maka perencanaan yang baik sangat diperlukan. Perencanaan terdiri dari:
Jumlah daya yang dibutuhkan dalam pemakaian sehari-hari (Watt).
Berapa besar arus yang dihasilkan solar cells panel (dalam Ampere hour), dalam hal ini memperhitungkan berapa jumlah panel surya yang harus dipasang.
Berapa unit baterai yang diperlukan untuk kapasitas yang diinginkan dan pertimbangan penggunaan tanpa sinar matahari. (Ampere hour).
Dalam nilai ke-ekonomian, pembangkit listrik tenaga surya memiliki nilai yang lebih tinggi, dimana listrik dari PT. PLN tidak dimungkinkan, ataupun instalasi generator listrik bensin ataupun solar.
Komponen-komponen yang diperlukan untuk instalasi listrik tenaga surya, terdiri dari:
Panel surya / solar panel
Solar panel / panel surya mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. Sel silikon (disebut juga solar cells) yang disinari matahari/ surya, membuat photon yang menghasilkan arus listrik.
Sebuah solar cells menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi sebuah panel surya 12 Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel (untuk menghasilkan 17 Volt tegangan maksimum).
Umumnya kita menghitung maksimum sinar matahari yang diubah menjadi tenaga listrik sepanjang hari adalah 5 jam. Tenaga listrik pada pagi – sore disimpan dalam baterai, sehingga listrik bisa digunakan pada malam hari, dimana tanpa sinar matahari. Klik disini untuk melihat produk Panel Surya
Solar charge controller
Solar charge controller berfungsi mengatur lalu lintas dari solar cell ke baterai dan beban. Alat elektronik ini juga mempunyai banyak fungsi yang pada dasarnya ditujukan untuk melindungi baterai. Klik disini untuk melihat produk Solar Controller
Inverter
Inverter dalah perangkat elektrik yang mengkonversikan tegangan searah (DC – direct current) menjadi tegangan bolak balik (AC – alternating current). Klik disini untuk melihat produk Inverter
Baterai
Baterai berfungsi menyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh panel surya sebelum dimanfaatkan untuk menggerakkan beban. Beban dapat berupa lampu penerangan atau peralatan elektronik lainnya yang membutuhkan listrik. Klik disini untuk melihat produk Baterai
Instalasi pembangkit listrik dengan tenaga surya membutuhkan perencanaan mengenai kebutuhan daya:
Jumlah pemakaian
Jumlah solar panel
Jumlah baterai
Lampu LED sebagai Penerangan Rumah
Saat ini sudah ada lampu hemat energi yang menggunakan DC seperti lampu LED. Bandingkan lampu LED 3 Watt setara dengan Lampu AC 15 Watt.
Kekurangannya adalah:
Instalasi kabel baru untuk lampu LED
Biaya pengadaan lampu yang lebih mahal.
Keuntungannya adalah:
Penggunaan energi yang kecil
Keandalan lampu LED 10 x lampu standard biasa
Penggunaan kabel listrik 2 inti.
Lampu AC Lampu LED
Voltage 220 VAC 12 VDC
Watt 15 Watt 3 Watt
Lifetime 6,000 jam 50,000 jam
Harga ± Rp. 25,000 ± Rp. 115,000
Klik disini untuk melihat produk Lampu LED
Perhitungan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Perhitungan keperluan daya (perhitungan daya listrik perangkat dapat dilihat pada label di belakang perangkat, ataupun dibaca dari manual):
Penerangan rumah: 10 lampu CFL @ 15 Watt x 4 jam sehari = 600 Watt hour.
Televisi 21″: @ 100 Watt x 5 jam sehari = 500 Watt hour
Kulkas 360 liter : @ 135 Watt x 24 jam x 1/3 (karena compressor kulkas tidak selalu hidup, umumnya mereka bekerja lebih sering apabila kulkas lebih sering dibuka pintu) = 1080 Watt hour
Komputer : @ 150 Watt x 6 jam = 900 Watt hour
Perangkat lainnya = 400 Watt hour
Total kebutuhan daya = 3480 Watt hour
Jumlah solar cells panel yang dibutuhkan, satu panel kita hitung 100 Watt (perhitungan adalah 5 jam maksimum tenaga surya):
Kebutuhan solar cells panel : (3480 / 100 / 5) = 7 panel surya.
Jumlah kebutuhan baterai 12 Volt dengan masing-masing 100 Ah:
Kebutuhan baterai minimun (batere hanya digunakan 50% untuk pemenuhan kebutuhan listrik), dengan demikian kebutuhan daya kita kalikan 2 x lipat : 3480 x 2 = 6960 Watt hour = 6960 / 12 Volt / 100 Amp = 6 batere 100 Ah.
Kebutuhan baterai (dengan pertimbangan dapat melayani kebutuhan 3 hari tanpa sinar matahari) : 3480 x 3 x 2 = 20880 Watt hour =20880 / 12 Volt / 100 Amp = 17 batere 100 Ah.
Sumber : http://solarsuryaindonesia.com/tenaga-surya
Pengembangan Sumber Listrik Tenaga Surya di Indonesia
Saat ini peningkatan kebutuhan listrik telah menjadi permasalahan yang mendesak para peneliti Indonesia. Energi listrik yang mampu dipasok oleh PLN Indonesia baru 1500-2000MW. Pemadaman listrik bergilir masih sering dilakukan dan proyek listrik 10.000MW masih belum tuntas sementara tuntutan atas pemenuhan listrik melonjak tiap tahun. Sumber energi alternatif yang diharapkan tidak hanya bersifat renewable dan mudah dikonversi menjadi energi listrik, tetapi juga ramah lingkungan. Beberapa kalangan menilai bahwa energi yang paling sesuai adalah energi surya.
Potensi Pembangkit Sel Surya Dunia
Gambar di atas menunjukkan potensi tenaga surya dunia. Menurut gambar tersebut potensi tenaga surya Indonesia secara umum ada pada tingkat satisfy (cukup). Hal ini tentunya dapat menjadi salah satu patokan kita dalam menyusun perencanaan energi di masa depan. Selain itu potensi ini setidaknya dapat menjadi penyejuk di tengah panasnya isu krisis listrik yang selama ini menghantui Indonesia.
Untuk menuju pada tingkat kemampuan yang baik dalam hal supply tenaga listrik dari energi surya kita masih perlu berjuang. Teknologi konversi tenaga surya menjadi tenaga listrik bukanlah teknologi yang sederhana. Teknologi ini memerlukan berbagai komponen yang terkait dengan perhitungan dan pemikiran yang baik.
Diagram Proses Produksi Listrik Berbasis Sel Surya Sumber: SCHOTT Solar AG
Pada prinsipnya proses ini melibatkan fluida gerak yang menyerap panas dari surya. Fluida ini akan melalui turbin yang mengkonversi panas menjadi energi mekanik. Energi mekanik akan diteruskan ke generator dan dikonversikan menjadi energi listrik.
Kunci dari pembangkit listrik tenaga surya adalah bagaimana menyusun receiver dengan bahan dan susunan yang dapat menyerap energi panas dari matahari dengan baik dan memiliki harga yang ekonomis. Untuk mampu menyerap energi panas diperlukan struktur film yang kristalin. Dalam pembuatan satu cell dengan struktur kristalin diperlukan teknologi yang baik dan cukup mahal. Umumnya bahan ini berbasiskan silikon.
Receiver untuk Solar Cell
Sebagai gambaran, bentuk receiver panas surya dapat dilihat pada gambar di samping. Receiver berbentuk silinder yang tersusun dari tabung gelas, ruang vakum dan cell penyerap panas.
Selain dalam hal receiver panas kendala lain dalam aplikasi sel surya adalah pembuatan baterai penyimpan energy listrik yang murah. Oleh karena itu penelitian ke arah teknologi sel surya dan komponen-komponennya yang lebih ekonomis dan praktis sangat diperlukan. Dengan demikian, teknologi ini diharapkan tidak hanya menjadi teknologi yang berguna bagi negara maju namun juga bagi daerah yang mengalami keterbatasan pasokan listrik di Indonesia.
Sumber : http://majarimagazine.com/2011/01/pengembangan-sumber-listrik-tenaga-surya-di-indonesia/
Potensi Pembangkit Sel Surya Dunia
Gambar di atas menunjukkan potensi tenaga surya dunia. Menurut gambar tersebut potensi tenaga surya Indonesia secara umum ada pada tingkat satisfy (cukup). Hal ini tentunya dapat menjadi salah satu patokan kita dalam menyusun perencanaan energi di masa depan. Selain itu potensi ini setidaknya dapat menjadi penyejuk di tengah panasnya isu krisis listrik yang selama ini menghantui Indonesia.
Untuk menuju pada tingkat kemampuan yang baik dalam hal supply tenaga listrik dari energi surya kita masih perlu berjuang. Teknologi konversi tenaga surya menjadi tenaga listrik bukanlah teknologi yang sederhana. Teknologi ini memerlukan berbagai komponen yang terkait dengan perhitungan dan pemikiran yang baik.
Diagram Proses Produksi Listrik Berbasis Sel Surya Sumber: SCHOTT Solar AG
Pada prinsipnya proses ini melibatkan fluida gerak yang menyerap panas dari surya. Fluida ini akan melalui turbin yang mengkonversi panas menjadi energi mekanik. Energi mekanik akan diteruskan ke generator dan dikonversikan menjadi energi listrik.
Kunci dari pembangkit listrik tenaga surya adalah bagaimana menyusun receiver dengan bahan dan susunan yang dapat menyerap energi panas dari matahari dengan baik dan memiliki harga yang ekonomis. Untuk mampu menyerap energi panas diperlukan struktur film yang kristalin. Dalam pembuatan satu cell dengan struktur kristalin diperlukan teknologi yang baik dan cukup mahal. Umumnya bahan ini berbasiskan silikon.
Receiver untuk Solar Cell
Sebagai gambaran, bentuk receiver panas surya dapat dilihat pada gambar di samping. Receiver berbentuk silinder yang tersusun dari tabung gelas, ruang vakum dan cell penyerap panas.
Selain dalam hal receiver panas kendala lain dalam aplikasi sel surya adalah pembuatan baterai penyimpan energy listrik yang murah. Oleh karena itu penelitian ke arah teknologi sel surya dan komponen-komponennya yang lebih ekonomis dan praktis sangat diperlukan. Dengan demikian, teknologi ini diharapkan tidak hanya menjadi teknologi yang berguna bagi negara maju namun juga bagi daerah yang mengalami keterbatasan pasokan listrik di Indonesia.
Sumber : http://majarimagazine.com/2011/01/pengembangan-sumber-listrik-tenaga-surya-di-indonesia/
Subscribe to:
Posts (Atom)
Visitor
Powered by Blogger.
About Me
Labels
- Teknologi (2)